Minggu, 24 Juni 2012

Mimpi kosong, mimpi isi

Mimpi kosong, mimpi isi

Mimpi, kata orang istilah kerennya jadi visi.
Tak hanya perusahaan yang berhak punya visi, orang per orang pun hendaknya punya visi. Bukan untuk hebat-hebatan, melainkan agar lebih jelas tujuan mengarah.
Kalo ingat kelebat waktu, rasanya begitu laju umur ini tergerus. Baru sebentar menatap kemuka, sebentar melirik kebelakang, telah begitu panjang garis masa lalu tertinggalkan.
Kesempatan yang cuma sejengkal ini tak pelak mesti ditakar betul penggunaannya, tak boleh banyak remah berceceran akibat tak jelas kemana melangkah arah.

Kalo diumpamakan perjalanan, visi itu mirip dengan tujuan, bisa ciroyom, bisa cikalong.
Bikinlah visi yang muluk, kata penceramah motivasi. Alasannya, visi ini kan idem dengan impian, sedang punya mimpi jelas gratis dan bebas pajak. Artinya, mau bikin mimpi besar-kecil sama-sama gratis alias tak bayar.
Kalau punya mimpi setinggi bintang, pun tak tercapai, setidaknya masih nyangsang di puncak gunung. Tapi kalo mimpinya setinggi pohon kelapa, kalo ga kesampaian akhirnya cuma nyungsep di semak-semak.
Kenapa begitu? Karena umumnya, orang tidak akan menggapai sesuatu melebihi semesta impiannya.


Mimpi sudah digantung, trus? Jelas mesti ada lanjutannya. Itu mengapa, visi pasti diikuti oleh misi.
Sehabis tujuan ditetapkan, cara mencapai tujuan mesti segera dirancang. Ini yang kemudian jadi misi. Misi sifatnya praktis, seseorang mesti jadi apa supaya bisa menggapai mimpi yang sudah digantung.
Cuma kalo mimpi tinggi kan susah dan rumit menggapainya? No problem, ga masalah.
Kata berita koran, Bill Gates juga tak pernah tahu persis bagaimana cara mewujudkan mimpi jadi raja software selepas DO kuliah. Yang dipunyainya cuma mimpi kalo di masa depan setiap PC bakal memakai program buatannya.
Begitu pula dengan visi/misi pribadi. Setelah menetapkan tujuan, maka diperlukan kesetiaaan pada tujuan.
Misi perlu terus dijalankan sambil terus ditajamkan. Sebagian perlu ditambah sebagaimana yang lain perlu dibuang.
Biar sekarang belum tahu bagaimana cara sampai tujuan, asal tetap setia, secara ajaib akan ada bantuan dari Tangan Tak Terlihat yang menuntun dan menempatkan pada tempat, waktu, atau kesempatan yang pas.
Cuma itu yang jadi pembeda pemimpi-khayal dengan pemimpi-nyata

credit :  di ambil dari blog ini http://syafrilhernendi.com/2009/06/23/mimpi-kosong-mimpi-isi/

 

1 komentar: